Sejumlah tokoh turut hadir dalam kegiatan tersebut, di antaranya Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan Prof. H. Arifuddin Ahmad, M.Ag., Direktur Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara Makassar Dr. H.M. Syaiful Saleh, M.Si., jajaran Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulsel, Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Kota Makassar, pimpinan organisasi otonom (Ortom), pimpinan amal usaha Muhammadiyah, pimpinan cabang dan ranting, serta warga dan simpatisan Muhammadiyah se-Kota Makassar.
Membuka acara, Ketua Panitia, H. Aminuddin A. Tarawe, menyampaikan laporan terkait pelaksanaan Milad tahun ini. H Aminuddin A Tarawe SPd MM PhD yang juga sebagai ketua Dikdasmen PDM Kota Makassar menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh warga dan simpatisan atas antusiasme yang tinggi dalam mengikuti kegiatan tersebut.
“Walaupun kondisi cuaca kurang bersahabat, tidak mengurangi semangat ribuan warga untuk hadir memeriahkan milad ke-113 Muhammadiyah,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Makassar, KH. Said Abd Shamad, Lc., menegaskan bahwa peringatan milad tidak sekadar menjadi agenda seremonial tahunan, melainkan sarana refleksi bagi seluruh warga Muhammadiyah.
“Milad ini menjadi ruang refleksi untuk meneguhkan kembali gerakan dakwah, gerakan sosial, serta amar ma’ruf nahi mungkar di tengah masyarakat,” katanya.
Ia mengingatkan bahwa Muhammadiyah yang berdiri pada 8 Dzulhijah 1330 H atau bertepatan dengan 18 November 1912 telah berkontribusi besar dalam menghadirkan pencerahan, dakwah, dan penguatan ukhuwah di tengah umat.
“Nilai-nilai itu harus terus dijaga dan disebarluaskan,” ujarnya.
KH. Said juga berpesan agar warga Muhammadiyah senantiasa menjaga semangat saling menggembirakan, menghidupkan pengajian sebagai ruh persyarikatan, memakmurkan masjid, serta menjaga disiplin dalam ibadah, berorganisasi, dan pemanfaatan waktu.
“Kita berharap Milad ke-113 ini memberikan semangat berkelanjutan dalam menyongsong tahun 2026 yang lebih baik,” tuturnya.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, yang hadir di tengah kesibukannya, memberikan apresiasi tinggi terhadap kontribusi nyata Muhammadiyah bagi pembangunan Kota Daeng.
Muhammadiyah/Aisyiyah menjadi pengantar lahirnya Generasi Emas yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga diimbangi dengan akhlaqul karimah melalui pemahaman agama. Sehingga bagi kami, Pemerintah dan Muhammadiyah Muhammadiyah adalah ibarat Sayur tanpa garam, Muhammadiyah menjadi "penyedap alaminya", “ tuturnya.
Munafri Arifuddin juga menyampaikan bahwa Muhammadiyah diharapkan berperan dalam mengembangkan UMKM kota Makassar. “tuturnya.
Sebagai puncak acara, Wakil Ketua PWM Sulawesi Selatan, Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, memberikan amanat sekaligus wawasan ideologis.
Ia menekankan, milad tidak hanya dimaknai sebagai perayaan, tetapi juga sebagai momentum evaluasi dan perencanaan, termasuk peningkatan mutu amal usaha, penguatan kualitas kader, serta masifnya pengajian yang terbuka untuk umat dan menjauhi perpecahan.
“Semua ini adalah ikhtiar nyata, bukan sekadar angka,” tegasnya.
Beliau juga menyampaikan bahwa Muhammadiyah telah menghadirkan Fikih Lingkungan yang diharapkan tidak hanya menjadi dokumen, tetapi benar-benar dipahami dan diamalkan.
"Muhammadiyah telah merumuskan Fikih Lingkungan yang diharapkan tidak berhenti sebagai dokumen semata, melainkan diwujudkan dalam tindakan nyata," pungkasnya.
Foto bersama penerima penghargaan pengabdian 20 tahun tenaga pendidik dan ketenagakerjaan di AUM Dikdasmen
Rangkaian acara milad ke-113 Muhammadiyah Kota Makassar ditutup dengan penyerahan penghargaan kepada 58 pendidik dan tenaga kependidikan yang telah mengabdi selama 20 tahun di amal usaha Muhammadiyah bidang pendidikan dasar dan menengah disusul penerimaan penghargaan kepada Pimpinan Cabang. (*)
Post a Comment